Jumat, 01 Mei 2015

Cerpen : Gara-gara Alarm

Gara-gara Alarm

  

  Seperti biasa, setiap pagi selalu ada yang membangunkanku. Alarm yang berdering selalu setiap pukul 05.00 pagi. Sehingga aku tak pernah kesiangan untuk sekolah. Walaupun aku tidur larut malam.
    Malam ini tugas sekolah begitu banyak, ditambah ada ulangan harian Matematika besok. Entahlah apa bisa aku menyelesaikan semuanya malam ini?. Hu.. aku sedikit kesal karena guru memberi tugas yang banyak, ya  walaupun aku mengetahui beliau memberi tugas hanya ingin agar kami belajar.
    Biasanya setiap malam aku menyitakan waktu sekitar satu jam untuk membantu Ibu membuat makanan pesanan orang-orang , namun malam ini aku tidak dapat membantu Ibu. Kasihan Ibu membuat makanan yang begitu banyak dengan sendirinya, karena hanya ada aku dan Ibu di rumah. Ayah kerja jauh jadi satu bulan sekali baru pulang dan kakakku tinggal di rumah nenek, karena sekolahnya yang dekat dengan rumah nenek.
     Setelah berbicara kepada Ibu bahwa aku tidak dapat membantunya, syukurlah Ibu mengerti dan malah menyuruhku untuk segera membuat tugas agar cepat selesai. Lalu aku segara ke kamar dan mengerjakan tugas.
     Setelah lama mengerjakan tugas, mataku mulai mengantuk dan kulihat jam telah menunjukan pukul 12.00 malam.
     “Bagaimana ini, tugasku belum selesai?” kesalku. Tiba-tiba ibu mengetuk pintu dan ketika membuka pintu kamarku ibu terkejut melihat aku belum tidur. Lalu ibu menyuruhku segera tidur. Ya sebaiknya aku harus tidur mataku juga sudah mengantuk. Ku matikan lampu dan tidak lupa alarm ku letakan dekat telingaku. Karena kalau lebih dekat dengan telinga suaranya lebih terdengar, dengan begitu  aku  akan bangun tepat pukul 05.00 saat alarm berbunyi.
    ketika pagi telah datang namun pagi itu tidak ada bunyi alarm yang terdengar.  Saat ibu masuk ke kamar untuk mengajakku sarapan, lagi-lagi ibu terkejut melihatku belum bangun. Ibu segera membangunkanku. Saat ku bangun ku lihat jam telah menunjukan pukul 06.40.  aku sangat cemas karena  20 menit lagi bel sekolah akan berbunyi tanda akan siap belajar.  Dengan  jarak sekolah yang agak jauh aku berfikir untuk tak sekolah, namun hari ini ada ulangan matematika , aku harus sekolah. 
     Lalu aku segera bersiap-siap, ku lihat makanan telah siap di atas meja, tapi kalau aku makan,  aku pasti akan terlambat.  Jadi ibu membawakan bekal untukku.
    ketika menunggu bus  di simpang jalan  , tak ada satupun bus  yang lewat menuju sekolahku sepertinya sudah tidak ada lagi karena aku kesiangan. 
    “Sebaiknya aku pulang saja” kesalku. Saat ku mau pulang ke rumah ada teman ayah lewat dan menghampiriku. Ia bertanya kepadaku kenapa aku mau pulang?.  Aku jawab saja aku tertingggal bus menuju sekolah. Dengan baik hati teman ayah itu lalu mau mengantarku ke sekolah.  Aku sangat berterimakasih kepada teman ayah itu, kalau tidak ada beliau aku tidak jadi sekolah.
     ketika sampai di sekolah, Suasana  sudah sunyi.  Ternyata teman-teman sudah belajar .  saat aku menuju  ke kalas, guru piket hari ini  melihatku dengan penampilanku yang sedang  membawa tas.  Itu artinya guru piket  itu mengetahui aku terlambat,  aku akan dihukum karena telat. 
     “Bu, saya ada ulangan harian matematika di jam pertama dan kedua.  Apa boleh Hukumanku nanti ketika istirahat saja  bu?  saya mohon”. Dengan sangat takut aku berkata kepada guru piket. Dan Syukurlah hukumanku untuk membersihkan wc saat istirahat.
   Lalu aku cepat-cepat melanjutkan jalanku  menuju ke kelas . sampai di kelas,  ku lihat Guru telah ada di kelas dan teman-teman telah mengerjakan soal ulangan harian matematika .
    “Pak, apakah aku boleh masuk?” Tanyaku kepada guru. Dan syukurlah aku diizinkan masuk dan mengikuti ulangan.
     Teetttt. Bel pertama berbunyi. Sementara aku baru menyelesaikan satu soal dari 20 pertanyaan matematika.  ketika bel kedua berbunyi ada beberapa soal yang belum terjawab, semua yang kupelajari semalam sebagian lupa mungkin karena semua yang kulakukan terburu-buru sehingga apa yang kupelajari semalam menjadi lupa , ku rasa nilai ulangan matematikaku hari ini tak bagus.
     Istirahat tiba, tetapi aku tidak bisa makan karena harus membersihkan wc.
     “Coba aku tidak telat, tak akan seperti ini dan nilai matematikaku pasti bagus” kesalku .
waktu istirahat telah selesai dan aku belum juga makan karena membersihkan wc. Sesampai di rumah aku segera makan, selesai shalat aku segera masuk ke kamar untuk istirahat. Ketika ku lihat alarm, ternyata alarmku mati.
    “Huu..pantas saja aku bangun tidur kesiangan , ternyata alarmku mati.”