Sabtu, 25 April 2015

Penyimpangan Gaya Hidup & Anti Sosial

Definisi Gaya Hidup

Menurut Kotler (2002, p. 192 ) gaya hidup adalah pola hidupseseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, danopininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalamberinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruhpola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia.

Sedangkan menurut Minor dan Mowen(2002, p. 282), gaya hidupadalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakanuangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu.

 dapat disimpulkanbahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalamkegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya danbagaimana mengalokasikan waktu.

Macam-macam bentuk Penyimpangan Gaya Hidup

1. Sikap ArogansiMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arogan berarti sombong dan congkak.  Hal-hal yang sering dilebihkan tetapi belum tentu lebih yang menjadi karakteristik arogansi misalnya “lebih tinggi”, “lebih kuat”, “lebih memiliki kuasa/pengaruh”, “lebih hebat”, “lebih mengetahui atau lebih pandai atau lebih jago”, “lebih benar” dibanding orang lain dan sebagainya.
2.      Sikap Eksentrik  
Sikap Eksentrik yaitu perbuatan yang menyimpang dari biasanya sehingga dianggap aneh. Seperti anak laki-laki memakai anting atau benda lainnya yang biasa dikenakan wanita, laki-laki yang berambut gondrong, adanya gank motor yang mengganggu ketertiban lalu-lintas dan suka merusak pertokoan, orang memakai tato, kehidupan anak punk, OBLO (Organisasi Bocah Lali Omah), sebagiankaum hawa yang memakai pakaian ketat, minim, dan transparan.

Faktor Penyebab Penyimpangan Gaya Hidup
1.            Sikap mental yang tidak sehat
Contoh : profesi pelacur, maklar kasus, renternir, dll.
2.            Ketidakharmonisan dalam rumah tangga
Disharmonisasi dalam keluarga seperti Broken Home,
3.            Pelampiasan rasa kecewa
Kegagalan terhadap suatu yang diinginkan dapat menyebabkan perilaku menyimpang sebagai bentuk pelarian masalah. Contoh : narkoba, bunuh diri
4.            Dorongan kebutuhan ekonomi
Kemiskinan dan ketidakpuasan terhadap apa yang dimiliki mendorong orang untuk menyimpang seperti mencuri, merampok, melacurkan diri.
5.            Pengaruh lingkungan dan media massa
Teman sepermainan, pergaulan, media cetak dan elektronik mempengaruhi perilaku dan tindakan individu
6.            Keinginan untuk dipuji
Gaya hidup glamor, sok kaya, menyebabkan orang cenderung menyimpang
7.            Proses belajar menyimpang
Interaksi dengan orang lainyang menyimpang akan mempengaruhi pikiran dan kepribadin untuk cenderung menyimpang seperti penggunaan obat, genk motor, merokok.

Akibat Penyimpangan Gaya Hidup
1.     Mendorong Meningkatnya Kriminalitas
2.     Mengganggu Keharmonisan Keluarga
3.     Memicu Kemiskinan
4.     Merusak Mental dan Menurunkan Kualitas Kesehatan

Pencegahan Dan Penanggulangan Penyimpangan Gaya Hidup
1.    Tindakan Preventif
Yaitu suatu  upaya untuk mencegah tindakan penyimpangan gaya hidup, antara lain :
a.     Mendukung dan melaksanakan program wajib belajar
b.    Penanaman nilai dan norma-norma (terutam norma agama dan hukum)
c.     Menyediakan bermacam sarana untiuk menunjang kegiatan remaja untuk mengalihkan hal-hal negatif
d.    Menjalin hubungan baik antara orang tua dan anak  daldam keluarga serta antarwarga dalam masyarakat

2.    Tindakan Kuratif
Yaitu suatu tindakan untuk mengatasi suatu penyimpangan gaya hidup, antara lain:
a.Menghilangkan semua penyebab timbulnya kejahatan remaja
b.    Perubahan lingkungan dengan mencarikan orang tua asuh dan memberikan fasilitas yang diperlukan bagi anak
c.  Memindahkan anak nakal ke sekolah atau lingkungan yang lebih baik

       SIKAP ANTISOSIAL

1.      Pengertian Sikap Antisosial
Antisosial terdiri dari kata anti dan sosialanti yang berarti menentang atau memusuhi dan sosial yang berarti berkenaan dengan masyarakat. Jadi, antisosial adalah suatu sikap yang melawan kebiasaan masyarakat dan kepentingan umum.
.
Sikap antisosial dapat terjadi karena berbagai macam faktor, yaitu:
1.     Kekecewaan terhadap sistem sosial yang terdapat dalam masyarakat
2.     Kegagalan dalam proses sosialisasi yang dialami seseorang
3.     Ketidakmampuan memahami secara penuh sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga istilah yang berhubungan dengan sikap antisosial, yaitu sebagai berikut:
a.      Antikonformitas
…….Antikonformitas suatu pelanggaran terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dilakukan dengan sengaja oleh individu atau sekelompok individu. Sebagai contohnya adalah mencuri, membunuh, membuat keributan, dan mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat.

b.     Aksi antisosial
……Aksi antisosial sebuah aksi yang menempatkan kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok tertentu diatas kepentingan umum. Contohnya adalah, tidak mau mengikuti kegiatan gotong royong di masyarakat, memanipulasi data keuangan sebuah organisasi demi kepentingan diri sendiri, dan lain-lain.

c.      Antisosial Grudge
…….Antisosial grudge atau juga dendam antisosial, yaitu rasa dendam atau sakit hati terhadap masyarakat maupun terhadap aturan sosial tertentu sehingga menimbulkan perilaku menimpang.

2.         Ciri-Ciri Perilaku Antisosial
Ciri-ciri diagnostik dari gangguan kepribadian antisosial menurut Nevid (2005: 279) adalah:
a.  Paling tidak berusia 18 tahun
b. Ada bukti gangguan perilaku sebelum usia 15 tahun, ditunjukkan dengan ….perilaku seperti
….membolos, kabur, memulai perkelahian fisik, menggunakan senjata, memaksa .seseorang untuk melakukan aktivitas seksual, kekejaman fisik pada orang maupun binatang, merusak atau membakar bangunan secara sengaja, .berbohong, mencuri, atau merampok.
c.  Sejak usia 15 tahun menunjukkan kepribadian yang kurang kepedulian yang kurang dan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain, yang ditunjukkan oleh .perilaku sebagai berikut:
●  Kurang patuh terhadap norma sosial dan pereturan hukum, ditunjukkan .dengan perilaku melanggar hukum yang dapat maupun tidak dapat .mengakibatkan penahanan, seperti merusak bangunan, terlibat dalam .pekerjaan yang bertentangan dengan hokum, mencuri, atau menganiaya .orang lain.
● Agresif dan sangat mudah tersinggung saat berhubungan dengan orang lain, ditunjukkan dengan terlibat dalam perkelahian fisik dan menyerang orang lain secara berulang, mungkin penganiayaan terhadap pasangan .atau anak-anak.
●  Secara konsisten tidak bertanggung jawab, ditunjukkan dengan kegagalan mempertahankan pekerjaan karena ketidakhadiran berulang kali, keterlambatan, mengabaikan kesempatan kerja atau .memperpanjang periode pengangguran meski ada kesempatan kerja; .dan atau kegagalan untuk mematuhi tanggung jawab keuangan seperti .gagal membiayai anak atau membayar hutang;
● Gagal membuat perencanaan masa depan atau impulsivitas,
● Tidak menghormati kebenaran, ditunjukkan dengan berulang kali berbohong, memperdaya, atau menggunakan orang lain untuk .mencapai tujuan pribadi atau kesenangan.

4.      Bentuk-Bentuk Perilaku Antisosial

a.   Sikap antisosial yang muncul karena deviasi individual
Deviasi individual bersumber pada faktor-faktor yang terdapat pada diri seseorang, misalnya pembawaan, penyakit kecelakaan yang dialami oleh seseorang, atau karena pengaruh sosiokultural yang bersifat unik terhadap individu. Adapun bentuk-bentuk sikap antisosial tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Pembandel, yaitu orang yang tidak mau tunduk kepada nasihat-nasihat orang yang ada di sekelilingnya agar mau merubah pendiriannya.
2) Pembangkang, yaitu orang yang tidak mau tunduk kepada peringatan orang-orang yang berwenang di lingkungan tersebut.
3) Pelanggar, yaitu orang yang melanggar norma-norma umum atau masyarakat yang berlaku.
4) Penjahat, yaitu orang yang mengabaikan norma-norma umum atau masyarakat, berbuat sekehendak hati yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian harta atau jiwa di lingkungannya ataupun di luar lingkungannya,

b.   Sikap antisosial yang muncul karena deviasi situasional
1) Degradasi moral atau demoralisasi karena kata-kata keras dan radikal yang keluar dari mulut pekerja-pekerja yang tidak mempunyai pekerjaan di tempat kerjanya.
2) Tingkah laku kasar pada golongan remaja.
3) Tekanan batin yang dialami oleh perempuan-perempuan yang mengalami masa menopause.
4) Deviasi seksual yang terjadi karena seseorang menunda perkawinan.
5) Homoseksualitas yang terjadi pada narapidana di dalam Lembaga Kemasyarakatan.

c.   Sikap antisosial yang muncul karena deviasi biologis
Deviasi biologis merupakan faktor pembatas yang tidak memungkinkan memberikan persepsi atau menimbulkan respon-respon tertentu. Gangguan terjadi apabila individu tidak dapat melakukan peranan sosial tertentu yang sangat perlu. Pembatasan karena gangguan-gangguan itu bersifat transkultural (menyeluruh di seluruh dunia). Beberapa bentuk deferensiasi biologis yang dapat menimbulkan deviasi biologis adalah sebagai berikut.
1) Ciri-ciri ras, seperti tinggi badan, roman muka, bentuk badan, dan lain-lain.
2) Ciri-ciri biologis yang aneh, cacat karena luka, cacat karena kelahiran, anak kembar, dan lain sebagainya.
3) Ciri-ciri karena gangguan fisik, seperti kehilangan anggota tubuh, gangguan sensorik, dan lain sebagainya.
4) Disfungsi tubuh yang tidak dapat dikontrol lagi, seperti epilepsi, tremor, dan sebagainya.
Adapun bentuk sikap antisosial yang muncul adalah egoisme, rasisme, rasialisme, dan stereotip.
● Egoisme, yaitu suatu bentuk sikap di mana seseorang merasa dirinya adalah yang paling unggul atas segalanya dan tidak ada orang atau benda apapun yang mampu menjadi pesaingnya.
● Rasisme, yaitu suatu sikap yang didasarkan pada kepercayaan bahwa suatu ciri yang dapat diamati dan dianggap diwarisi seperti warna kulit merupakan suatu tanda perihal inferioritas yang membenarkan perlakuan diskriminasi terhadap orang-orang yang mempunyai ciriciri tersebut.
●  Rasialisme, yaitu suatu penerapan sikap diskriminasi terhadap kelompok ras lain. Misalnya diskriminasi ras yang pernah terjadi di Afrika Selatan.
● Stereotip, yaitu citra kaku mengenai suatu ras atau budaya yang dianut tanpa memerhatikan kebenaran citra tersebut. Misalnya stereotip masyarakat Jawa adalah lemah lembut dan lamban dalam melakukan sesuatu. Stereotip tersebut tidak selalu benar, karena tidak semua orang Jawa memiliki sifat tersebut.

d.  Sikap antisosial yang bersifat sosiokultural
Beberapa bentuk sikap antisosial yang bersifat sosiokultural, yaitu:
1) Primordialisme, yaitu suatu sikap atau pandangan yang menunjukkan sikap berpegang teguh kepada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu seperti suku bangsa, ras, agama ataupun asal-usul kedaerahan oleh seseorang dalam kelompoknya, kemudian meluas dan berkembang. Primordialisme ini muncul karena hal - hal berikut.
a)  Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatu …………  kelompok atau perkumpulan sosial.
b)  Adanya suatu sikap untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok ………… atau kesatuan sosial terhadap ancaman dari luar.
c) Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan sistem keyakinan, seperti ………… nilai-nilai keagamaan, pandangan hidup, dan sebagainya.
2) Etnosentrisme atau fanatisme suku bangsa, yaitu suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya.
3) Sekularisme, yaitu suatu sikap yang lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat nonagamis, seperti teknologi, ilmu pengetahuan, sehingga kebutuhan agamis seakanakan dikesampingkan. Mereka yang memiliki sikap seperti ini cenderung lebih mempercayai kebenaran yang sifatnya duniawi.
4) Hedonisme, yaitu suatu sikap manusia yang mendasarkan diri pada pola kehidupan yang serba mewah, glamour, dan menempatkan kesenangan materil di atas segala-galanya. Tindakan yang baik menurut hedonismeadalah tindakan yang menghasilkan kenikmatan. Orang yang memiliki sifat seperti ini biasanya kurang peduli dengan keadaan sekitarnya, sebab yang diburu adalah kesenangan pribadi.

5) Fanatisme, yaitu suatu sikap yang mencintai atau menyukai suatu hal secara berlebihan. Mereka tidak mempedulikan apapun yang dipandang lebih baik daripada hal yang disenangi tersebut. Fanatisme yang berlebihan sangat berbahaya karena dapat berujung pada perpecahan atau konflik. Misalnya fanatisme terhadap suatu ideologi atau artis idola tertentu atau lainnya.
6)  Diskriminasi, yaitu suatu sikap yang merupakan usaha untuk membedakan secara sengaja terhadap golongangolongan yang berkaitan dengan kepentingankepentingan tertentu. Dalam diskriminasi, golongan tertentu diperlakukan berbeda dengan golongangolongan lain. Pembedaan itu dapat didasarkan pada suku bangsa, agama, mayoritas, atau bahkan minoritas dalam masyarakat. Misalnya diskriminasi ras yang dulu pernah terjadi di Afrika Selatan yang dikenal dengan politik apartheid, di mana golongan orang-orang kulit putih menduduki lapisan sosial yang lebih tinggi daripada golongan orang-orang kulit hitam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar